Jam terus berdenting, seolah membawa kembali semua ingatanku tentangmu.
Waktu berlalu tak pernah lebih cepat ataupun lebih lambat.
Semua memoriku masih terpenuhi denganmu, meski kau tak pernah benar-benar berada di sana.
Nafasku kali ini mengingatkanku akan aroma khasmu.
Menawan, manis dan magis.
Senyummu terpatri dalam bayangku, cukup dengan menutup mata, kau selalu di sana, meski ragamu entah di mana.
Menghitung butiran pasir hal yang mustahil bukan?
Tapi itulah yang ku lakukan sambil menunggu kembalimu ke tempat itu.
Berharap logikamu telah usang termakan rayap dan berhasil membawamu kembali kepadaku.
Mengikhlaskanmu tak pernah semudah itu.
Butuh waktu yang lebih lama bagiku untuk terus mencoba dan entah sampai kapan percobaanku akan berhasil.
Namun aku selalu merindukanmu, dan selalu berharap akan kehadiranmu.
Mungkin butuh seribu keyakinan untuk membuatmu percaya bahwa kamu selalu berada di hatiku, selalu menempati bagian terdalam.
Under the sign the twins and the buffalo who has an ailurophobia. Pagophagia? No, I just love chewing the ice cube. Cappucino person, I love sunset. ESTJ-T (The Executive) - Ambivert
Wednesday, June 28, 2017
Random (Akankah Kau Menjadi Milikku?)
Subscribe to:
Posts (Atom)
Takdir
Terkadang, semesta terasa begitu kejam Ia membuatku berkutat pada belenggu kehidupan Di antara pilihan, memilikimu, atau mengikhlaskanmu Hal...
-
Hallo Semua ... Kembali lagi di blog gue yang sebelumnya isinya ga penting-penting banget buat dibaca, tapi kali ini gue akan nulis ses...
-
Tiba tiba di bikin galau tengah malem gara gara sebuah lagu... hahaha agak lebay sih tapi masih dalam batas wajar kok Ya, jadi kenapa gw ...
-
Hallo guys! Kali ini hati gue tergugah untuk nge- post tentang Independent Woman terkait dengan konsep "Emansipasi Wanita" ya...