Monday, June 25, 2018

Apa ini?

Pagi ini aku terbagun dengan hati yang patah dan hujan pagi ini seolah memberi dukungan lebih untukku terus merindu, apakah semalam aku singgah dimimpimu?

Aku selalu dihadang pertanyaan bertubi-tubi "orang yang mencintaimu atau orang yang kamu cintai?" Dan aku dengan lantang menjawab "orang yang mencintaiku" namun sepertinya kali ini aku ditampar oleh ucapanku sendiri, menerima orang yang tak kau cintai tak akan pernah semudah itu.

Aku terus melamun, ingin menjerit, berteriak bahkan memaki kepada engkau si raja tega. Aku menaruh belas kasih kepada diriku sendiri, menyayangkan ketika hatiku selalu terbuka untuk orang yang tidak tepat

Seberat ini kah belajar mencintai orang yang mencintaimu? Sesulit inikah menerima kenyataan bahwa kau bukanlah takdirku? Tuhan, aku menangis sejadi-jadinya malam ini.

Ketakutanku seolah terpaku didalam pikiranku, sejak kumimpikan diriku harus hidup dengan orang yang tidak kuharapkan, rasanya aku ingin pergi, sangat jauh hingga tidak ditemukan.

Bahagiaku itu adalah kamu dan sepiku selalu tanpamu

Malam ini mimpi itu seolah menjadi nyata, pria dihadapanku bukanlah orang yang kuharapkan, bagaimana mungkin aku tertawa dengannya namun hatiku selalu tertuju padamu? Tidak ada rasa bahagia dalam tawaku kali ini.

Kemudian, Tuhan seolah-olah memiliki rencana lain dan membawamu kembali pagi ini dan kemudian lenyap lagi ditelan bumi. Bisakah bumi tak rindu denganmu dan membiarkanmu hidup diperedaran sekejap lagi? Sekali lagi? Sekali yang aku selalu pinta.

Orang bilang "hiduplah dengan orang yang kamu cintai maka kamu akan bahagia" tampaknya itu belum bekerja padaku karna aku masih menunggumu, entah sampai kapan.

Mungkinkah ini cara terbaik Tuhan untuk membiarkanku belajar untuk menerima sesuatu yang tidak sesuai harapan? Mungkinkah ini cara terbaik Tuhan karna Tuhan merasa aku belum siap dan belum mampu sehingga perlu dilindungi?

Entah, tapi yang pasti aku selalu rindu semua tentangmu.

Takdir

Terkadang, semesta terasa begitu kejam Ia membuatku berkutat pada belenggu kehidupan Di antara pilihan, memilikimu, atau mengikhlaskanmu Hal...