Hey guys,
Welcome back!
Kali ini gue mau sharing sedikit tentang alasan gue memilih untuk lanjut kuliah, setelah 3 tahun kurang lebih gue keasikan kerja dan hampir lupa sama tujuan utama "kenapa gue harus kerja"
Baiklah... Cerita dikit
Jadi dari awal lulus SMK itu gue sempet nganggur 5 bulanan sampai akhirnya gue diterima kerja ditempat gue sekarang, hampir 4 tahun. Awal gue kerja itu niatnya mau kuliah sambil kerja, tapi karena keasikan kerja, punya uang, bisa beli ini itu, gue lupa sisihkan dana untuk cita-cita utama gue, pendidikan. Jujur agak menyesal tapi telat. Tapi ga masalah, sekarang gue udah sadar.
Jadi, dari kelupaan itu akhirnya semangat itu muncul lagi ketika gue kenal seseorang yang bikin gue punya semangat lagi untuk lanjutin pendidikan. Sampai hari ini, gue rasa itu adalah hikmah gue ketemu dia. Kebetulan dia baru menyelesaikan gelar Masternya tepat ditahun dimana gue kenal dia. Dari situ gue mulai termotivasi.
Like, damn I like this man. I want him or another person that equal to him.
Disaat itu juga, gue tau, pria seperti apa yang gue suka. He is more than clever, he is smart.
Baiklah, bukan tentang pria itu yang mau gue bahas, itu hanya curcol dikit ya.
Akhirnya gue beraniin diri untuk bilang ke orang tua kalau gue ada rencana kuliah, mereka senang dengan rencana yang tertunda lama itu. Lalu gue daftarlah ditahun ajaran baru. Bokap gue setia banget bolak-balik anterin gue, padahal gue bisa sendiri, tapi beliau baik banget.
Dan ini hikmah yang gue dapet:
Kenapa kuliah itu penting? Salah satu alasan gue adalah, karir. Seperti yang kita tahu, kita ga bisa tutup mata, saat ini sarjana udah kaya kacang goreng, udah pada betebaran dimana-mana karna alhamdulillah masyarakat kita kebanyakan sudah melek pendidikan. Dan gak bisa dipungkiri kalau kalian mau karir yang cemerlang, harus diimbangi dengan latar belakang yang mumpuni.
Jadi, untuk kalian yang fokus untuk membangun karir, pendidikan salah satu faktor penting untuk menggapai itu semua, permasalahan dunia bisnis itu semakin complex, dan di kampus kalian nggak cuma fokus sama text book nya tapi lebih ke character building kalian, mengasah diri kalian untuk peka dan belajar memecahkan masalah berdasarkan informasi yang valid. Jadi kalian dididik untuk terbiasa menjadi masyarakat yang cermat dan kritis dalam menyerap atau memberikan informasi untuk meminimalisi berita hoax dikalangan masyarakat kita, karena seperti yang kita tahu, masyarakat kita itu masih banyak yang bersumbu pendek, mudah dihasut dengan berita yang sama sekali gak valid, gak jelas sumbernya. Maka dari itu, ayo kita melek pendidikan!
Selain itu, alasan pribadi adalah untuk membahagiakan orang tua gue. Gue sangat sadar, ini bukan hanya cita-cita gue, tapi ini cita-cita orang tua gue juga. Orang tua mana yang gak senang liat anaknya bisa berhasil, apalagi kalau ditarik sumbunya dulu kehidupan gue jauh banget dari kata cukup, bahkan kurang, tapi alhamdulillah sekarang sudah jauh lebih baik.
Terus kenapa lagi?
Ya, semenjak gue tau pria seperti apa yang gue suka, sama kaya hal mengejar karir cemerlang, jodoh yang cemerlang juga butuh diusahakan. Mudahnya gini, kalau kalian seorang eksekutif muda, apakah selera kalian setara pekerja atau karyawan biasa yang gajinya hanya cukup untuk hidup 1 bulan? Di sini, gue tidak bermaksud mendeskreditkan pekerjaan apapun, gue percaya semua pekerjaan itu baik. Tapi perlu diingat ini beda konteks ya, bukan masalah pekerjaannya tapi yang gue bahas adalah equal partner.
Ya contohnya gini, pria itu S2, lah gue S1 aja belum, apakah dia mau sama gue? Ya, jelas nggak. Tapi itu tipe gue, terus gimana? Ya berusaha dong zheyenkkk, gimana caranya gue bisa nyambung sama itu orang.
"Kok bisa nggak nyambung? Lo telmi apa gimana?"
Gini loh, ketika kalian menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi, secara otomatis pola pikir kalian akan berbeda, akan lebih kritis. Contoh, ketika kalian SMA, apa yang kalian pelajari? Soal-soal, kasus-kasus, transaksi, dan segala macam yang sifatnya text book. Ketika kalian memasuki ranah yang lebih tinggi lagi, kalian dikasih kasus yang ada dikehidupan sehari-hari, yang gak ada dibuku, dan kalian harus kupas permasalahannya berdasarkan fakta-fakta dilapangan dengan sumber yang valid. Secara gak langsung ini membentuk pribadi kalian menjadi lebih kritis terhadap suatu masalah, kenapa? Karena kalian memang dituntut untuk menjalani kehidupan yang sesungguhnya hahaha
Nah hal ini bisa jadi masalah diantara kalian nanti. Mulai dari pola pikir, pola asuh, cara menyelesaikan masalah, cara menyikapinya pun akan terasa sangat berbeda karena karakter yang ditanamkan di diri kalian beda. Ya jadi itu, I want an equal partner, not only partner for romance.
Meskipun dia bukan untuk gue, tapi gue tau orang seperti apa yang gue mau dan gue akan berusaha untuk itu. Perbaikan taraf hidup shay.
Gitu guys kurang lebih, mon maap kalo ada salah kata atau ada yang kurang.
Sampai jumpa di post selanjutnya.